Pages

Saturday, May 10, 2025

Kunjungan Kerja ke IPB, Komisi IV DPR Jaring Masukan Revisi UU Pangan

Repost Ekonomi juraganluempang.blogspot.com

Komisi IV DPR melakukan kunjungan kerja ke IPB yang langsung dipimpin oleh Ketua Komisi IV Titiek Soeharto, Kamis (8/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Kerja (Panja) RUU Pangan Komisi IV DPR, melakukan kunjungan kerja ke kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis, 8 Mei 2025. Kunjungan kerja yang dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto, bertujuan untuk menyerap aspirasi terkait dengan revisi atas UU No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

“Hari ini kami telah melakukan kunjungan kerja di Kampus Institute Pertanian Bogor (IPB), dengan tujuan untuk diskusi, dan mendengar pendapat dari para guru besar, dosen maupun mahasiswa IPB terkait pembahasan revisi UU No 18 Tahun 2012 Tentang pangan yang sementara digodok di Komisi IV DPR”, ujar Firman Soebagyo, anggota Panja RUU Pangan di sela-sela kunjungan.

Ia juga menyampaikan, forum diskusi yang dibuka Wakil Rektor IPB dihadiri delapan profesor, para dosen dan mahasiswa telah berjalan dengan lancar dan sangat berbobot.

‘’Kami mendapatkan sejumlah masukan dari para profesor terkait materi usulan revisi UU No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, dan pandangan serta masukan ini akan menjadi referensi kami dari Panitia Kerja dalam menyusun NA dan RUU,’’ ujarnya, dikutip Sabtu (10/5/2025). 

Firman berharap, kelak ini menjadi produk UU berkualitas yang dapat menjawab problem dan tantangan pangan kedepan dalam mewujudkan Swasembada Pangan. Ia juga menjelaskan, beberapa isu yang menjadi materi diskusi dalam forum diskusi tersebut.

Menurut dia, dalam diskusi bersama profesor dibahas beberpa isu seperti pentingnya kedaulatan pangan, diversifiaksi dan substitusi pangan, penormaan MBG dalam UU dengan ketentuan standar MBG, transformasi Bulog dan mendorong ikan sebagai salah satu alternatif pemenuhuan mutu gizi dan protein dalam program MBG.

Anngota DPR dapil Jateng III ini juga meminta agar pemerintah harus selalu membuka diri, serta membangun kerja sama dengan kampus untuk melakukan penelitian dan riset tentang kebijakan pangan dan hasil riset jadi pegangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan.

‘’Penting kerja sama pemerintah dan perguruan tinggi, selanjutnya juga pemerintah harus berkomitmen mengiplementasikan hasil riset dan penelitian dari kampus untuk deversifiasi dan substitusi pangan,’’ katanya menegaskan.

Advertisement

Adblock test (Why?)


Kunjungan Kerja ke IPB, Komisi IV DPR Jaring Masukan Revisi UU Pangan
Sumber Eknomi

Upaya Dorong Produktivitas Kelapa Sawit Lewat Mekanisasi dan Digitalisasi Terus Dilakukan

Repost Ekonomi juraganluempang.blogspot.com

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelapa sawit merupakan komoditas strategis nasional yang memiliki potensi dan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi dan kontribusi kelapa sawit adalah dengan meningkatkan produktivitas komoditas tersebut. Hai Sawit berinisiatif untuk menggelar kegiatan Hai Sawit Simposium (HASI) 2025 yang mengangkat tema Penerapan Mekanisasi, Digitalisasi, dan Teknologi Industri Sawit di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu-Kamis (7-8/5/2025) guna mendorong produktivitas industri kelapa sawit di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan para profesional kelapa sawit dari Indonesia dan Malaysia untuk berbagi ilmu tentang perkembangan mekanisasi hingga digitalisasi di industri kelapa sawit.

Pemimpin Umum Hai Sawit, M Gema Aliza Putra, mengatakan Indonesia perlu meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit secara signifikan. Tercatat, produksi kelapa sawit Indonesia mengalami stagnasi selama lima tahun terakhir. Ia meyakini, mekanisasi dan digitalisasi merupakan kunci utama dalam mendorong produktivitas kelapa sawit.

“Dalam menghadapi tantangan global, termasuk persaingan pasar, keberlanjutan lingkungan, serta kebutuhan akan efisiensi dan produktivitas, inovasi teknologi menjadi kunci utama,” kata Gema Aliza Putra di Jakarta, dikutip pada Sabtu (10/5/2025).

Gema mengharapkan, pertemuan para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan dari negara Indonesia dan Malaysia bisa memunculkan solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi produksi, keberlanjutan lingkungan, serta daya saing industri sawit di tingkat internasional.

“Mari manfaatkan kesempatan ini untuk bertukar pengalaman, memperkuat sinergi, dan mencari solusi inovatif bagi tantangan industri sawit ke depan,” katanya.

Hal serupa disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Hai Sawit, Danang Mursyid Rijalul Qawi, yang mengatakan bahwa kunci peningkatan produktivitas kelapa sawit di Indonesia adalah dengan melakukan mekanisasi dan digitalisasi teknologi. Negara Indonesia dan Malaysia perlu saling bertukar ilmu dan pengalaman guna mendorong kemajuan industri kelapa sawit.

“Kegiatan Hai Sawit 2025 ini guna mendorong produktivitas kelapa sawit melalui mekanisasi dan digitalisasi,” tegasnya.

Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Achmad Maulizal Sutawijaya, menegaskan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk mendukung mekanisasi dan digitalisasi di industri sawit Indonesia. Mauli menjelaskan, dukungan BPDP dilakukan melalui beberapa cara seperti mendukung penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri sawit (pengembangan teknologi); membantu meningkatkan penggunaan mesin dan peralatan modern untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas hasil panen (mekanisasi); serta mendukung penerapan teknologi digital, seperti sistem informasi manajemen dan aplikasi mobile untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan perkebunan sawit (digitalisasi).

“BPDP berperan penting dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri sawit Indonesia melalui mekanisasi dan digitalisasi,” kata Mauli.

Adblock test (Why?)


Upaya Dorong Produktivitas Kelapa Sawit Lewat Mekanisasi dan Digitalisasi Terus Dilakukan
Sumber Eknomi