Kesepakatan ini diambil setelah melewati sidang yang penuh drama selama berhari-hari. Mulai dari amukan Trump, kasus dugaan pembunuhan Jaman Khashoggi, hengkangnya Qatar, dan Iran yang berkeras tak mau pangkas produksi mewarnai sidang para raja-raja minyak dunia itu.
Namun, harga minyak dunia yang sempat berada di titik terendah November lalu dan anjlok secara dramatis 20% lebih dalam sebulan tampaknya membawa pelajaran tersendiri bagi Arab dan sekutunya, yakni Rusia, untuk mengendalikan produksi demi harga di tahun depan.
Alhasil, begitu diputuskan sepakat harga minyak kontrak berjangka langsung melesat 5% untuk jenis Brent, bertengger di level US$ 63 per barel.
Bagaimana harga minyak di tahun depan?
Angka pemotongan 1,2 juta barel di tahun depan adalah angka yang signifikan, para analis luar negeri memperkirakan harga masih bisa terdongkrak di tahun depan. Asumsinya adalah bisa tembus level US$ 70 per barel rata-rata di tahun 2019.
Laporan Bank Dunia memproyeksi rata-rata harga minyak di 2019 jadi US$ 71 per barel. Sementara, laporan badan energi AS dalam outlook-nya memperkirakan harga minyak di kisaran US$ 72 per barel di 2019.
Lantas, apa dampaknya buat RI?
Sebagai negara net importir, dengan kebutuhan konsumsi mencapai 1,4 juta hingga 1,6 juta barel per hari. Sementara, produksi hanya sanggup di level 700 ribu hingga 750 ribu barel per hari, naiknya harga minyak bakal jadi ancaman defisit RI di tahun depan.
Belajar dari tahun ini, di mana harga minyak merangkak gila-gilaan hingga tembus level US$ 80 per barel, sudah membuat neraca perdagangan RI kalang kabut. Hingga Oktober 2018, Badan Pusat Statistik Secara kumulatif mencatat untuk defisit perdagangan migas di tahun ini (Januari-Oktober 2018) sudah mencapai US$ 10,74 milliar. Apabila dikonversi ke kurs rupiah, nilai sebesar itu setara dengan Rp 158 Triliun. Artinya, RI tekor sebesar itu dari perdagangan migas.
Foto: Infografis/Defisit Migas Tahun Ini Capai Rp158 T, Terparah Sejak 2014!/Aristya Rahadian Krisabella |
November, RI bisa bernafas sedikit karena harga minyak anjlok 20%. Tapi, sepekan ini harga minyak sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan dan diperkirakan berlanjut hingga 2019.
Jadi, apakah RI siap mengantisipasi kenaikan harga minyak tahun depan?
(gus)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20181209133208-17-45569/opec-pangkas-produksi-ri-bakal-dihantui-harga-minyak-di-2019https://desimpul.blogspot.com/2018/12/opec-pangkas-produksi-ri-bakal-dihantui.html
No comments:
Post a Comment