RMOLSumsel. Banyak pihak yang menganggap penggunaan kotak suara "kardus" adalah hal aneh. Mudah rusak, rawan kecurangan dan lain sebagainya.
Lebih-lebih dikaitkan dengan hasil Pemilu. Sungguh itu sangat tidak relevan. Demikian disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Naning Wijaya.
Menurut Naning, KPU tentu tidak sekonyong-konyong menetapkan kotak suara berbahan kardus untuk dipakai dalam Pemilu.
Dalam proses menjadikan kotak suara dan bahan logistik lainnya, pastinya melalui proses. Baik lelang maupun distribusinya. Dan tentunya sebuah proses yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
"Ini melalui proses yang panjang melalui rapat dengar pendapat dengan DPR. Ini juga adalah usulan atau yang sudah disetujui oleh DPR. Dan proses lelangnya sudah berlangsung," katanya.
Pihaknya meyakini bahwa kotak kardus yang dipakai untuk Pemilu ini tidak begitu menyulitkan dan tidak membahayakan proses pemilihan.
"Ya, kalau hasil Pemilu kita hubungkan dengan kotak kardus, tentu tidak relevan," tegasnya.
Karena apapun yang akan membungkus surat suara hasil proses Pemilu, kalau dengan proses yang benar dan tahapan dilaksanakan susuai jadwaln maka hasil Pemilu pun akan baik. Dan sesuai dengan keinginan rakyat.
KPU sendiri menurut Naning, sampai saat ini sangat disulitkan dengan kotak alumunium itu.
"Kotak alumunium tidak terlalu ekonomis dan menyulitkan kami dalam penyimpanan. Kalau kotak kardus, selain menghemat biaya Negara, juga memperingan pekerjaan, karena bobot yang digunakan itu tidak seberat dengan kotak alumunium," jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa kotak-kotak alumunium yang sudah dilelang, itu tidak menjadi anggaran yang dipakai KPU. Tapi dikembalikan ke Negara melalui lelang yang diadakan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). [irm]
No comments:
Post a Comment