JawaPos.com - Palestina memuji keputusan berani dari Paraguay untuk memindahkan kembali kedutaannya dari Yerusalem ke Tel Aviv. Dalam pengumuman yang mengejutkan, Menteri Luar Negeri Paraguay Luis Alberto Castiglioni mengatakan, negaranya telah mengubah keputusannya untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Paraguay adalah salah satu dari sejumlah negara yang mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaan ke Yerusalem untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Keputusan itu awalnya diambil di bawah pemerintahan mantan pemimpin Paraguay tanpa berkonsultasi dengan presiden terpilih Mario Abdo. Rupanya Abdo mengatakan, keputusan pemerintah sebelumnya itu tidak didukung oleh argumen yang sah.
Palestina mengatakan, pencapaian diplomatik terbaru adalah buah dari upaya melobi para pejabat Paraguay. Keputusan Paraguay terjadi sekitar dua minggu setelah Menteri Luar Negeri Riyad Al Maliki mengadakan pembicaraan dengan Abdo.
"Menteri Maliki mengerahkan upaya besar selama pertemuannya dengan presiden baru yang menginstruksikan menteri luar negerinya untuk mengatur masalah ini," kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memuji langkah berani dari Paraguay. "Langkah berani oleh pemerintah Paraguay ini adalah contoh bagi semua negara dalam menghadapi keserakahan Israel dan upaya-upaya oleh pemerintah Amerika," katanya.
Selain itu, pejabat senior Palestina Saeb Erekat juga memuji langkah Paraguay, sementara mendesak Guatemala untuk mengikutinya dan mengembalikan kedutaan besarnya ke Tel Aviv.
"Kami juga menyerukan kepada Pemerintah Guatemala untuk berdiri di sisi kanan sejarah dan memindahkan kedutaan besarnya ke luar Yerusalem," kata Erekat dalam sebuah pernyataan.
"Ini juga saatnya bagi pemerintahan Trump untuk menyadari bahwa tidak ada negara yang cinta damai akan mengikuti keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hanya dengan menghormati hukum internasional dan resolusi PBB akan membantu mencapai perdamaian yang adil dan abadi," tambahnya.
Sementara itu, Israel bereaksi dengan marah dengan tindakan Paraguay. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan penutupan kedutaan di negara Amerika Latin itu, mengatakan keputusan ini membayangi hubungan bilateral.
"Israel memandang dengan sangat serius keputusan luar biasa oleh Paraguay, yang akan mengaburkan hubungan bilateral," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Menteri luar negeri Paraguay menyebut reaksi Israel tidak proporsional, sementara Presiden Abdo membela keputusannya sebagai bagian dari upaya untuk mendukung perdamaian yang luas, abadi, dan adil di antara warga Israel dan Palestina. "Paraguay adalah negara yang mempunyai prinsip," kata Abdo.
Editor : Dyah Ratna Meta Novia
Reporter : Verryana Novita Ningrum
No comments:
Post a Comment