Pages

Tuesday, January 8, 2019

Pengamat Ekonomi Unibos Sebut Visi dan Misi Capres-Cawapres 2019 Tidak Ada Fantastis. Kenapa Bisa? - Tribun Timur

Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Ekonomi Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Dr Lukman Setiawan, mengomentari visi dan misi calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Salahuddin.

"Peningkatan kualitas manusia, ekonomi produktif, dan berdaya saing memang hal ini semua pemerintah baik daerah maupun pusat semestinya harus dilakukan jadi tidak bukan sesuatu yang fantastis dalam visi dan misi," kata Lukman, Selasa (8/1/2019) malam.

Akar permasalahannya, lanjut Lukman, adalah bagaimana pemerintah konsisten akan pelaksanaanya tanpa dipengaruhi oleh tekanan politik tertentu. Untuk membangun struktur ekonomi yang produktif, maka harus memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal disertai ketersediaan sumber daya yang ada dan memerlukan inovasi yang kreatif berbasis digitalisasi.

Baca: Bandingkan Saat PSM Pakai Striker Eropa atau Amerika Latin dengan Striker Asia? Alasan Robert Kapok

Baca: Pengamat Politik dari FISIP Unhas Nilai Visi dan Misi Capres Masih Belum Konkret

"Salah satu indikator pengukurannya meningkatnya ekspor dalam hal ekspor komoditi dari hasil olahan yang berkualitas sehingga mempunyai daya saing serta dari segi price juga berkompetisi.

"Nah, wahar saja dari salah satu capres dan cawapres bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyrakat Indonesia fokus pada pembangunan ekonomi. Hal ini yang dapat meningkatkan kesejahteraan yang berimplikasi pada penurunan angka kemiskinan dan peningkatan angka lapangan kerja," ujarnya.

"Dampak lainnya meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat karena gap sikaya dan simiskin mengecil persepsi sosiologi dan psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat," tambah Lukman.

Selanjutnya, dari visi dan misi yang lainnya, kata Lukman, penegakkan hukum yang bebas korupsi bermartabat dan terpercaya.

"Visi dan misi ini merupakan bukan hal yang baru karena runtuhnya rezim orde baru menuju reformasi. Hal inilah yang diperjuangkan namun pada kenyataannya sampai sekarang ini tingkat korupsi sudah merajalela baik secara horizontal maupun secara vertikal," kata Lukman.

Baca: PSM Makassar Kantongi 2 Nama Kiper Baru untuk Gantikan Syaiful dan Imam Arif Fadillah! Siapa Ya?

Baca: Ini 5 Fakta Sang Maestro PSM Makassar Wiljan Pluim, Rayakan Ulang Tahun Ke-30

Artinya, kata Lukman, perilaku korupsi ini sudah menjadi kebiasaan dari segi hukum persepsi masyarakat bahwa hukum dari bawah keatas semakin tumpul atau dengan kata lain sistem tebang pilih.

Let's block ads! (Why?)

http://makassar.tribunnews.com/2019/01/09/pengamat-ekonomi-unibos-sebut-visi-dan-misi-capres-cawapres-2019-tidak-ada-fantastis-kenapa-bisahttps://desimpul.blogspot.com/2019/01/pengamat-ekonomi-unibos-sebut-visi-dan.html

No comments:

Post a Comment