Pages

Friday, January 4, 2019

Produksi Ikan Nila dari Budidaya di Aranio Mulai Normal - Banjarmasin Post

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Pasca mengalami penurunan panen karena kondisi air tidak normal, pasokan air dari atas tidak mencukupi dan juga air yang tidak bersih akibat dari longsoran tanah sehingga air berwarna kotor, dan juga bendungan Riamkanan terkadang mengurangi debet air mendadak, sehingga ikan kekurangan oksigen. Namun kini sudah mulai berangsur normal dan petambak ikan mulai bisa bernapas lega karena kondisi perairan di Riamkanan mulai membaik, sehingga produksi ikan sudah meningkat pula.

Petambak ikan, Refki mengatakan, memasuki Januari 2019, produksi ikan nila miliknya sudah mulai membaik. Diakuinya, sejak setelah Hari Raya Idul Adha hingga awal Desember terjadi penurunan air yang tidak normal dari biasanya, sehinga produksi tambak ikannya alami penurunan.

"Terjadi penurunan antara empat sampai enam kuintal, kalau produksi biasa tujuh kuintal sampai dengan satu ton. Kini harga Rp 30 ribuan per kilogram," katanya, Jumat (4/1).

Mengatasi kondisi tersebut yang terjadi beberapa bulan, dirinya mencoba mengurangi padat tebar dan menggunakan vitamin C. Dirinya pun mengharapkan di 2019 ini budidaya ikan lancar dan harga ikan nila terus membaik di pasaran.

Baca: Tak Hanya Foto Bugil, Oknum Polwan Ini Juga Kirim Video Porno Durasi 11 Menit ke Napi di Lapas

Camat Aranio, Taufikurrahman mengatakan, mata pencarian hampir seluruh desa di Kecamatan Aranio adalah petambak ikan, ada sekitar 12 desa. Pembudidaya ikan banyak di Desa Aranio. Tiwinganlama. Tiwinganbaru sebagian ada di Desa Kalaan.

"Harga saat ini sudah stabil sekitar Rp 32 ribu per kilo ditingkat petani keramba, jenis ikan yang dibudidayakan petani di desa kami kebanyakannya Nila dan juga ikan Mas," katanya.

Taufikurrahman membenarkan pada awal Desember 2018 dan beberapa bulan sebelumnya terjadi penurunan akibat air yang tidak normal, sehingga berdampak pada petani ikan. bersyukur hujan terus-menerus, sehingga dampak yang dirasakan pembudidaya ikan tersebut berkurang pada bulan ini.

Baca: Penjelasaan Ustadz Abdul Somad Soal Cara Taaruf Sesuai Syariat Islam, Sama Pacaran?

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, Robby Azwar mengatakan, para pembudidaya mengurangi padat tebar pada saat kondisi tersebut, agar dapat mengurangi resiko kematian dan kerugian.

“Usaha dinas yakni sudah ada memberikan himbauan kepada pembudiaya terkait permalsahan padat tebar tu dan dibantu juga sosialisasi dari para penyuluh,” katanya. (banjarmasinpost.co.id/Hasby Suhaily)

Let's block ads! (Why?)

http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/01/04/produksi-ikan-nila-dari-budidaya-di-aranio-mulai-normalhttps://desimpul.blogspot.com/2019/01/produksi-ikan-nila-dari-budidaya-di.html

No comments:

Post a Comment