Pekerja berjalan di lokasi proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Smelter fase 1 PT BAI yang memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dan diperkirakan menelan investasi sebesar Rp16 triliun tersebut akan memproses bahan baku menjadi alumina yang kemudian akan dikirim ke PT Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara untuk diolah lebih lanjut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID optimis program hilirisasi mineral sebagai upaya meningkatkan nilai tambah komoditas mineral pertambangan akan berjalan lebih progresif. Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf menyatakan, 2025 merupakan momentum yang baik untuk dapat meningkatkan peran sektor mineral pertambangan dalam rangka mendongkrak pertumbuhan kinerja ekonomi nasional.
Grup MIND ID pun telah menyiapkan alokasi investasi sebesar Rp20,6 triliun pada lima proyek strategis yang akan menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional. “Kami optimis dapat mempercepat hilirisasi industri tambang di Indonesia dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” katanya dalam keterangan dikutip, Sabtu (5/1/2025).
Adapun, proyek-proyek tersebut meliputi beberapa hal. Pertama, Grup MIND ID akan menyelesaikan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini ditargetkan ramp-up produksi pada kuartal pertama 2025 dan akan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun.
Kedua, MIND ID melalui PT Inalum merencanakan pembangunan smelter aluminium baru di Kuala Tanjung. Dengan kapasitas produksi 600 ribu ton aluminium per tahun, proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Ketiga, Grup MIND ID akan melanjutkan pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur yang menjadi salah satu prioritas. Proyek ini mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. Kapasitas produksi RKEF akan ditingkatkan menjadi 88 ribu ton nikel, sedangkan HPAL ditargetkan mencapai 55 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Keempat, Grup MIND ID melanjutkan pembangunan smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi dan ramp-up produksi pada akhir kuartal ketiga 2025.
Kelima, proyek pengembangan infrastruktur batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. MIND ID melalui PT Bukit Asam sedang menjalin kemitraan strategis dengan PT Kereta Api Indonesia serta memanfaatkan jalur sungai untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan batu bara dari lokasi tambang dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
"Kami optimis hilirisasi yang dijalankan MIND ID akan membawa dampak positif bagi sektor industri turunan, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan kedaulatan ekonomi negara," kata Heri.
Ini Proyek Prioritas MIND ID Tahun 2025
Sumber Eknomi
No comments:
Post a Comment