KOMPAS.com - Heru Sulistio (50), warga Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, adalah seorang peternak ikan cupang yang sukses.
Dari usahanya tersebut, Heru mampu meraup keuntungan Rp 15 juta per bulan. Permintaan ikan cupang melonjak saat banyak terjadi kasus demam berdarah di Indonesia.
Dalam seminggu, Heru bisa menjual hingga 4.000 ekor. Setiap ekornya dijual dengan harga Rp 7.000-Rp 1.000 per ekor.
Seperti diketahui, Kawasan Ketami, tempat Heru tinggal menjadi salah satu sentra pembudidayaan ikan cupang di Kediri.
Baca fakta selengkapnya berikut ini:
1. Alasan Heru beternak ikan cupang
Heru menuturkan, budidaya ikan cupang relatif lebih mudah dibanding ikan hias lain, seperti koki maupun koi. Dalam perawatan hariannya, juga tidak ada trik-trik khusus.
Seperti diketahui, ikan cupang terkenal karena kecantikan warna dan siripnya. Selain itu, ikan cupang juga dikenal karena keahliannya sebagai ikan petarung hingga penggunaannya sebagai ikan pembasmi jentik nyamuk.
Beberapa manfaat itu membuat permintaan ikan berbadan mungil yang masuk keluarga Osphronemidae dengan genus Betta ini tak pernah sepi peminat.
"Kolam-kolam saya semua berada di pekarangan belakang rumah," ujar Heru yang juga Wakil Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Maju, Sabtu (2/2/2019).
Baca Juga: Cerita Heru Budidayakan Ikan Cupang, Banjir Order karena DBD hingga Raup Rp 15 Juta Per Bulan
2. Ikan yang dikenal tahan banting di segala cuaca
"Perawatan rutin hanya berupa pemberian makan pada pagi dan sore hari," tambahnya. Ikan-ikan itu sudah mempunyai nilai ekonomi mulai usia 1 bulan.
Harganya mulai dari Rp 700 per ekor hingga Rp 1.000 per ekor. Masing-masing harga tergantung dari jenisnya seperti halfmoon, plakat, maupun serit, serta usia ikan.
Heru sendiri saat ini memiliki 50 kolam ikan yang ada di halaman belakang rumahnya di Kediri.
Ukuran kolamnya rata-rata 3X5 meter. Di kolam-kolam itu, dia menjalankan proses budidaya mulai dari mengawinkan hingga pembesaran ikan cupang.
Baca Juga: Penderita DBD di Kediri Tinggi, Permintaan Ikan Cupang Meningkat
3. Permintaan meningkat saat musim penyakit DBD
Saat ini di sejumlah daerah di Indonesia sedang banyak terjadi kasus DBD. Untuk itu, Heru kebanjiran order ikan cupang untuk program ikanisasi.
Jika pada waktu-waktu sebelumnya per minggu hanya sekitar 1.000-1.500 ekor saat ini menjadi 4.000 ekor.
"Perangkat kelurahan maupun perangkat desa juga banyak yang beli," kata Heru.
Salah satu perangkat desa yang membeli ikan itu adalah Mugiono, Kepala Desa Gampenrejo Kabupaten Kediri.
Mugiono memborong hingga 1.000 ekor untuk keperluan ikanisasi di desa yang dia pimpin.
"Nanti dibagikan kepada warga," kata Mugiono.
Baca Juga: Selama Januari 2019, 8 Orang Penderita DBD Meninggal di Sulsel
4. Untung rata-rata Rp 15 juta per bulan
Dari hasil penjualan ikan cupang, Heru rata-rata meraup keuntungan Rp 15 juta per bulannya. Hal itu cukup memuaskan bagi Heru yang telah menekuni usaha ini selama beberapa waktu.
Selain itu, manfaat dari ikan cupang untuk membantu memberantas nyamuk Aedes aegypti juga menjadi motivasi Heru.
"Selain pembeli dari pedagang ikan biasa, banyak juga pembeli dari perangkat desa atau kelurahan untuk pemberantasan nyamuk," ungkap Heru Sulistio, Sabtu (2/2/2019).
Baca Juga: Ikan Cupang, Si Cantik yang Gemar Bertarung hingga Basmi Jentik
Sumber: KOMPAS.com (M Agus Fauzul Hakim)
https://regional.kompas.com/read/2019/02/04/08214731/fakta-di-balik-kisah-sukses-heru-si-peternak-ikan-cupang-untung-rp-15-jutahttps://desimpul.blogspot.com/2019/02/fakta-di-balik-kisah-sukses-heru-si.html
No comments:
Post a Comment