REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT PLN (Persero) melakukan upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik melalui kerja sama dengan Hyundai Kefico dan PT Dat Mobility Systems.
General Manager PLN UID Bali yang diwakili oleh Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan Martindar Jalu Respati di Denpasar, Bali, Selasa (29/8/2023) mengatakan kerja sama yang dilakukan kali ini akan melibatkan 10 unit motor listrik dan 100 battery swap untuk dilakukan uji coba proof of concept tiga bulan.
Kolaborasi yang telah dimulai sejak Mei 2022 lalu melalui kerja sama strategis percepatan kendaraan listrik roda dua dan dilanjutkan pada Juli 2022 yang terkonsentrasi pada pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik roda dua dan battery swap kini berlanjut kembali dengan fokus utama pada pelaksanaan uji coba ekosistem kendaraan listrik roda dua.
Penandatanganan kesepakatan bersama ini dilakukan antara lain oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali I Wayan Udayana dan Chun Jai Un, General Manager Hyundai Kefico ASEAN Region Control Office serta PT Dat Mobility Systems yang diwakili oleh Young Keun Kim.
Pada kerja sama sebelumnya di tahun 2022 lalu, Hyundai Kefico bersama PT Dat Mobility Systems telah menempatkan setidaknya 50 unit baterai di SPBKLU yang terletak di 3 kantor PLN serta menyediakan 50 unit kendaraan bermotor listrik roda dua kepada PLN untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
“Kami berharap kerja sama strategis ini mampu mengkampanyekan dan mempromosikan penggunaan kendaraan listrik roda dua di Bali,” kata Jalu Respati.
Jalu menyebutkan pertumbuhan kendaraan listrik di Bali kini berkembang cukup pesat dengan kepemilikan motor listrik mencapai 1.990 unit dan mobil listrik 336 unit.
“Pertumbuhan ini berkat adanya stimulus dari pemerintah berupa kebijakan dalam penyaluran dana bantuan pembelian kendaraan listrik serta dari PLN yang turut memberikan stimulus berupa diskon, yakni saat mengisi kendaraan listrik di malam hari pelanggan bisa memperoleh diskon sebesar 30 persen bagi pelanggan yang pengisian ulangnya terintegrasi dengan PLN,” katanya.
Kendaraan listrik menurutnya adalah sebuah keniscayaan di masa depan yang memberikan banyak manfaat yakni pengurangan impor bahan bakar minyak (BBM), pengurangan subsidi BBM serta penurunan emisi karbon.
“Tentu kerja sama ini juga menjadi bagian dari langkah nyata PLN untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060,” ungkapnya.
Jalu menjelaskan bahwa kerja sama ini ke depannya harus dapat berjalan sinergis tak hanya pada penyediaan kendaraan listrik saja namun juga teknologi dalam pengembangan aplikasi e-mobility yang terintegrasi dengan aplikasi milik PLN, termasuk juga pengembangan SPBKLU dan konversi kendaraan listrik.
Sementara itu, General Manager Hyundai Kefico ASEAN Region Control Office Jai Un Chun mengungkapkan kesan positifnya setelah selama setahun bekerja sama dengan PLN dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik roda dua di Bali.
“Selama satu tahun, kami telah memperoleh banyak referensi yang bagus yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis model ekosistem kendaraan listrik,” kata Jai.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambut positif atas hasil kerja sama yang dilakukan khususnya di Bali karena hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk membuat Bali menjadi Green Bali pada tahun 2035.
Jai mengungkapakan pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini nantinya tak hanya akan berhenti pada penyediaan kendaraan listrik saja ataupun pemasangan battery swap station (BSS). Namun juga pada pengembangan penggunaan ulang dan daur ulang baterai.
“Pada kesempatan ini kami ingin turut membantu pemerintah Indonesia dengan menawarkan hasil riset yang telah dilakukan serta berbagi teknologi, dan bersinergi untuk membangun bisnis model di masa depan sehingga nantinya dapat membantu pengembangan renewable energy, dan mencapai efisiensi untuk membangun Bali yang hijau,” katanya.
sumber : Antara
PLN dan Hyundai Kolaborasi Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik di Bali
Sumber Eknomi
No comments:
Post a Comment