"Kita beri masukan ada pembatasan. Jadi nanti acara itu dari awalnya pelepasan 10 ton ikan lele dan 20 titik pancingan, dikurangi jadi 5 ton ikan dan 14 titik pancingan," kata Kepala BKIPM Yogyakarta, Hafit Rahman saat dihubungi wartawan, Sabtu (8/9/2018).
BKIPM kemarin telah bertemu dengan pihak Rejomulia setelah menerima surat dari komunitas pecinta lingkungan yang tergabung dalam Solidaritas Gotong-royong Peduli Lingkungan Sungai (SoGo PeLuS). Isi surat itu memprotes acara pelepasan lele yang dikhawatirkan memicu kerusakan ekosistem setempat.
"Kita menerima surat dari komunitas lingkungan, kita tindaklanjuti dengan meminta penjelasan langsung dari panitia Rejomulia. Disepakati ada pembatasan," jelas Hafit.
"Ada kekhawatiran itu, tapi setelah kita minta penjelasan dari panitia, ikan yang dilepas memang lele dumbo, jenis mutiara dan sangkuriang. Itu awalnya memang ikan asing, tapi sudah masuk Indonesia dan sudah dibudidaya lokal dari Bantul dan Sleman, dan nanti di 14 titik pancingan itu diberi jaring. Jadi kalau acara selesai ikan belum habis dipancing, bisa diambil pakai jaring. Tidak lepas liar di selokan," terangnya.
Sepengetahuannya, di Selokan Mataram juga tidak ada ekosistem alami. Sehingga kekhawatiran lele akan menginvasi cenderung kecil.
"Tapi kalau soal ekosistem alami, silakan konfirmasi ke Dinas Kelautan dan Perikanan yang lebih paham. Tapi sepengetahuan kita di Selokan Mataram tidak ada ekosistem alami, jadi tidak kita larang dengan catatan dan masukan seperti yang sudah saya sampaikan tadi," imbuhnya.
(bgs/bgs)
No comments:
Post a Comment