Laporan wartawan tribunpekanbaru.com Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Kehadiran Menteri Perikanan dan Kelautan RI Susi Pujiastuti di Riau Rabu (3/10) kesempatan bagi Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim untuk menyampaikan konflik nelayan di Perbatasan Riau dengan Sumut.
Wan Thamrin Hasyim berharap kehadiran Menteri Susi ke Riau tentunya juga berdampak terhadap nelayan terutama di kampung halamannya di Rokan Hilir yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara dan menjadi daerah rawan konflik selama ini.
"Tadi saya juga sudah bercerita dengan buk Menteri masalah konflik nelayan di perbatasan dan dua minta agar ditegakkan aturan, bagi yang melanggar hukum dia minta disikat saja pak Gubernur katanya, "ujar Wan Thamrin Hasyim saat acara bersama Menteri Susi Pujiastuti di pondok pesantren Al Ihsan Boarding School Kubang Rabu.
Wan Thamrin Hasyim juga menyampaikan kepada Menteri terkait maraknya kapal dan Pemilik modal masuk ke laut Timur Riau baik itu di Bagansiapiapi, Pulau jemur dan Inhil. Hasil laut itu kata Plt Gubri dibawa mereka ke kampung mereka.
"Kami minta bagaimana yang terbaik dari buk Menteri dan tentunya nelayan kita di Riau juga bisa menghasilkan ikan untuk menyambung hidup, "ujar Wan Thamrin Hasyim.
Karena pemilik modal dari luar Riau biasanya menggunakan alat tangkap ikan terlarang seperti trol dan lainnya. Dimana merusak biota - biota laut.
"Tadi katanya tenggelamkan saja, kami harap jangan sampai ini terjadi lagi di Riau, "ujar Wan Thamrin Hasyim.
Apalagi selama ini daerah Riau terutama Bagansiapiapi dikenal sebagai penghasil ikan terbesar bahkan terbesar kedua di dunia setelah Norwegia.
Menteri Susi Pujiastuti mengakui perusak kekayaan laut Indonesia tidak hanya asing melainkan masyarakat Indonesia sendiri. Sehingga semuanya harus menjaga
http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/10/03/plt-gubri-wan-thamrin-hasyim-cerita-konflik-nelayan-di-perbatasan-begini-respon-menteri-susihttps://desimpul.blogspot.com/2018/10/plt-gubri-wan-thamrin-hasyim-cerita.html
No comments:
Post a Comment