Pages

Monday, October 8, 2018

Yield US Treasury Naik, Pasar Obligasi Lanjutkan Koreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi saat penutupan pasar hari ini yang dipicu sentimen negatif dari kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury). 

Koreksi pasar obligasi hari ini melanjutkan pelemahan beruntun yang terjadi sejak Senin pekan lalu. 

Data Reuters menunjukkan koreksi harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). 


Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah seri 15 tahun dengan penurunan yield 6 bps menjadi 8,62%.

Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Seri acuan lain juga terkoreksi, yaitu 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun dengan penurunan yield 2 bps, 3 bps, dan 4 bps menjadi 8,27%, 8,43%, dan 8,88%. 

Koreksi pasar obligasi hari ini disebabkan masih terkoreksinya pasar US Treasury dan membuat yield-nya masih naik.

 Yield Obligasi Negara Acuan 8 Oct 2018

SeriBenchmarkYield 5 Okt 2018 (%) Yield 8 Oct 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR00635 tahun8.2538.2752.20
FR006410 tahun8.4018.4333.20
FR006515 tahun8.5548.6216.70
FR007520 tahun8.8418.8874.60
Avg movement4.18
Sumber: Reuters 

Kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat pelaku pasar SBN perlu menjual obligasi rupiah pemerintah dan menaikkan yield untuk mengimbangi yield AS yang naik tadi. 

Koreksi di pasar AS masih terus terjadi sejak bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya pada 26 September. 

Semakin tinggi yield US Treasury, maka yield dari SBN juga akan naik mengikuti untuk menjaga selisih dan menjaga minat investor asing terhadap SBN. 

Salah satu faktor yang dapat membuat yield US Treasury naik adalah lelang di mana dapat membuat investor global menjual portofolio US Treasury dan mengoleksi dolar AS untuk masuk ke pasar US Treasury melalui lelang. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, melebar dibanding posisi kemarin 519 bps. 

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,23% karena adanya arus jual dan menuju dolar AS. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 849,79 triliun SBN, atau 36,98% dari total beredar Rp 2.298 triiliun per 5 Oktober. 

Angka kepemilikannya negatif Rp 1,06 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari posisi awal Oktober 37,12%. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar uang. Rupiah melemah 0,26% menjadi Rp 15.215 per dolar AS. 

Penguatan dolar AS itu seiring seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik 0,35% menjadi 95,960. 

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat 0,51% menjadi 5.761 hingga penutupan pasar.    

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20181008184239-17-36515/yield-us-treasury-naik-pasar-obligasi-lanjutkan-koreksihttps://desimpul.blogspot.com/2018/10/yield-us-treasury-naik-pasar-obligasi.html

No comments:

Post a Comment