Peta politik di Washington bergeser minggu ini setelah pemilihan paruh waktu 2018 untuk memilih anggota kongres. Partai Demokrat yang beroposisi memenangkan kembali kendali DPR sementara Partai Republik memperbesar mayoritasnya di Senat. Hail pemilihan itu mencerminkan apa yang oleh banyak orang dilihat sebagai keputusan atas penilaian terhadap kinerja kepresidenan Donald Trump.
Di Gedung Putih, Presiden Trump membicarakan kemungkinan bekerja sama dengan Partai Demokrat karena partai itu akan mengendalikan DPR. “Saya ingin melihat kerja sama bipartisan. Saya ingin melihat persatuan dan saya kira kita memiliki peluang yang sangat bagus. Mungkin tidak dalam segala hal, tetapi saya pikir kita melihat peluang itu,” jelasnya.
Trump juga memuji diri sendiri untuk kemenangan Partai Republik di Senat. “Ya, saya kira dari hasil yang kita ketahui mungkin menegaskan bahwa rakyat menyukai saya dan terus terang mereka menyukai program-program yang saya lakukan.”
Sementara itu pemimpin Partai Demokrat di DPR, Nancy Pelosi membiarkan pintu terbuka untuk bekerja sama dengan Presiden Trump dalam program asuransi kesehatan dan berbagai isu lainnya. “Kami akan berusaha untuk bekerja secara bipartisan. Kami percaya bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mencari kesamaan di mana kita bisa. Di mana kita tidak bisa, kami harus mempertahankan pendirian kami,” kata Pelosi.
Partai Demokrat puas karena bisa merebut kembali mayoritas di DPR, tetapi kecewa dengan hasil yang buruk dalam pemilihan untuk Senat.
Setelah pemilihan hari Selasa (6/11), jalur politik ke depan di Washington tidak pasti, kata Karen Tumulty, analis dari Washington Post.
“Ini benar-benar keputusan yang campur aduk di sini. Ini seperti 'gelombang biru' bertemu dengan 'dinding merah', dan saya kira sebagai akibatnya, mungkin akan sangat sulit bagi negara-negara sekutu kita di seluruh dunia untuk memahami apa yang terjadi selain, seperti kita ketahui, mungkin banyak kebuntuan di Kongres," jelas Karen Tumulty.
Namun, beberapa kerja sama antara Presiden Trump dan Partai Demokrat akan mungkin terjadi, kata John Fortier, dari lembaga penelitian kebijakan Bipartisan Policy Center di Washington, D.C.
“Akan ada hal-hal yang bisa diselesaikan, tetapi memerlukan kerja sama antara Partai Demokrat dan Partai Republik, yang akan sulit karena kedua partai berbeda jauh. Ada kemungkinan untuk bekerja sama dalam beberapa hal, tetapi bukan untuk agenda Trump,” kata John Fortier.
Namun Presiden Trump bisa saja tidak bersedia bekerja sama jika Partai Demokrat melancarkan pengawasan penyelidikan terhadap Gedung Putih, kata Molly O’Rourke dari American University.
Setelah pemilihan paruh waktu tanggal 6 November, Presiden Trump tampaknya merasa tertantang dan sekaligus bersemangat secara politis, dan sudah melihat apa yang kemungkinan besar akan menjadi pertarungan pemilihan kembali dirinya yang sangat intens dua tahun dari sekarang. [lt]
No comments:
Post a Comment