Pemerintah Israel pada hari Minggu (3/2) merilis sebuah laporan yang mengklaimtelah mengungkapkan hubungan dekat antara gerakan boikot terhadap produk-produk Israel (dikenal sebagai "BDS") yang dipimpin oleh Palestina dan kelompok-kelompok militan.
Kementerian Urusan Strategis Israel, yang memimpin upaya menentang gerakan boikot itu, mengatakan pihaknya menemukan hubungan luas antara kelompok pro-boikot dan aktivis yang berafiliasi dengan Hamas dan Front Populer bagi Pembebasan Palestina.
Gerakan BDS, yang merupakan singkatan dari Boycotts, Divestment and Sanctions atau gerakan boikot, divestasi dan sanksi terhadap Israel, menyebut laporan itu sangat dibuat-buat.
Laporan setebal 80 halaman itu mengklaim bahwa puluhan anggota dan mantan kelompok yang dinyatakan sebagai organisasi teroris baik oleh AS, Uni Eropa maupun Israel, terlibat dalam kegiatan BDS melalui sejumlah LSM Palestina dan internasional.
Tetapi banyak tuduhan hubungan itu tidak jelas atau berdasarkan pada tindakan yang dilakukan bertahun-tahun yang lalu.
Sedikitnya dua orang dalam daftar itu telah mendapat pengakuan internasional untuk kerja keras mereka dalam isu HAM. Dafar itu juga mencantumkan seorang anggota parlemen perempuan Palestina yang ditahan Israel selama lebih dari setahun tanpa dakwaan.
Gerakan BDS semakin dikenal di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar karena pesan tanpa kekerasannya. Mereka tidak maumengomentari tuduhan dalam laporan Israel itu. [as]
No comments:
Post a Comment