Repost Ekonomi juraganluempang.blogspot.com
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Light Rail Transit (LRT) Jabodebek bakal beroperasi pada 28 Agustus 2023. Serangkaian proses uji coba terus dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam memastikan kesiapan seluruh fasilitas, sistem, hingga layanan.
Republika pun berkesempatan menjajal LRT Jabodebek bersama Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT Adhi Karya Asnawi, dan sejumlah pemimpin redaksi media pada Senin (21/8/2023).
Perjalanan dimulai dari Stasiun Dukuh Atas yang menjadi titik akhir jalur LRT di Jakarta pada sekitar pukul 15.50 WIB. LRT ini terdiri atas enam rangkaian kereta. Pendingin udara terasa begitu sejuk, pun dengan interior yang nyaman mengingat masih baru, bahkan kursi penumpang masih dibalut plastik.
Model kursinya sendiri seperti KRL Jabodetabek dengan bahan sofa yang begitu empuk dan nyaman saat diduduki. Berbeda dengan model kursi MRT yang menggunakan plastik dan cenderung agak keras.
LRT juga mengedepankan layanan yang ramah bagi para penyandang disabilitas dan penumpang yang menggunakan kursi roda. Terdapat area khusus untuk kursi lipat yang juga bisa digunakan untuk kereta dorong bayi. Di bagian pojok dari masing-masing rangkaian terdapat area kosong yang bisa digunakan untuk menaruh barang bawaan.
LRT merupakan sebuah terobosan terbaru yang dilakukan oleh anak bangsa melalui BUMN seperti KAI, INKA, dan Adhi Karya. Kereta ini dijalankan secara otomatis lewat Operation Control Center (OCC) yang ada di Bekasi atau tanpa adanya masinis. Area masinis sendiri tetap diberikan pembatas dan menjadi area steril. Terdapat seorang petugas yang bersama untuk mengoperasikan secara manual apabila terjadi hal-hal yang sifatnya darurat.
Saat berjalan, tidak terjadi guncangan yang berlebihan meski tidak selembut pergerakan pada kereta cepat Jakarta-Bandung. Dari Stasiun Dukuh Atas, rombongan melintasi Stasiun Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, Jati Mulya dengan kecepatan bervariasi rata-rata sekitar 50 km per jam hingga 80 km per jam.
Perjalanan kereta tampak melambat saat hendak melintasi jembatan lengkung bentang panjang (longspan) yang menghubungkan Gatot Subroto (Gatsu) dan Kuningan. Kecepatan kereta kembali ke normal begitu melewati longspan tersebut.
Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyambut positif atas serangkaian uji coba yang dilakukan KAI. Tiko berharap masyarakat dapat beralih menggunakan LRT Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada 28 Agustus 2023. Tiko menilai kehadiran LRT akan menambah pilihan transportasi publik bagi masyarakat. Tiko menyebut hal ini juga akan berdampak positif terhadap perbaikan kualitas udara Jakarta dan sekitarnya.
"Harapan kita dengan berjalannya LRT nanti pada 28 Agustus, Stasiun Dukuh Atas sebagai salah satu besar hub besar, masyarakat yang beralih bisa signifikan dan harapannya itu membantu mengurangi polusi udara di Jakarta," ujar Tiko saat uji coba LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Senin (21/8/2023).
Tiko menyampaikan BUMN pun terus mendorong integrasi moda transportasi, baik antara LRT dengan MRT, KRL, hingga Trans Jakarta. Tiko menyampaikan moda transportasi yang terintegrasi akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat saat berpindah moda.
"Harapannya memang banyak masyarakat yang beralih ke transportasi publik yang di KRL, LRT, nanti juga nyambung ke MRT dan TransJakarta," ucap Tiko.
Tiko menyampaikan BUMN juga bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menyiapkan integrasi antarmoda. Tiko mencontohkan integrasi Halte TransJakarta yang berada tepat di bawah Stasiun LRT Kuningan.
Pun dengan Stasiun LRT Dukuh Atas yang teirntegrasi langsung dengan Stasiun KRL Sudirman, Stasiun BNI City (Kereta Bandara), MRT, hingga Halte TransJakarta.
"Dulu kan masyarakat banyak yang belum nyaman karena harus keluar dari stasiun, pindah, kena panas, kena hujan. Sekarang tidak harus turun (keluar stasiun), tapi langsung nyambung ke MRT maupun ke KRL," kata Tiko.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan LRT Jabodebek merupakan buah inovasi Karya anak bangsa melalui kolaborasi BUMN. KAI sendiri bertindak sebagai operator, lalu ada Adhi Karya sebagai kontraktor, dan PT Len Industri menyiapkan persinyalan yang bekerja sama dengan Siemens.
Didiek menyampaikan sumber daya manusia (SDM) untuk operasional pada 28 Agustus sudah siap. Pun dengan kesiapan 18 stasiun LRT sepanjang 42 KM juga telah siap melayani masyarakat.
Didiek mencatat terdapat sejumlah perbaikan minor yang terus disempurnakan seperti kesesuaian buka-tutup pintu kereta dengan Platform Screen Door (PSD) sebagai pembatas antara area platform dan track. Selain itu, KAI juga terus menyempurnakan pemberhentian kereta lebih lembut saat tiba di stasiun. Selebihnya, hanya tinggal persoalan persinyalan yang kini tengah dikerjakan oleh Len Industri dengan Siemens.
"Ini akan dioperasikan saat persinyalan sudah sesuai dengan yang diharapkan," ujar Didiek.
Didiek menyampaikan KAI juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, baik Jakarta, Depok, Bogor, dan Bekasi agar membangun integrasi antarmoda di 18 stasiun LRT. Didiek menyampaikan stasiun LRT sendiri akan tersambung langsung dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, TransJakarta, hingga angkutan umum lain.
"Jadi ada feedernya dan akses ke perumahan-perumahan ini juga kita bangun, terutama di Bekasi ke arah Cawang, demikian juga dari Cibubur ke arah Cawang," ucap Didiek.
Didiek menyampaikan durasi perjalananan tak lebih dari enam menit antarstasiun dari Cawang menuju Stasiun Harjamukti atau Cawang ke Jati Mulya. Durasi ini kian pendek menjadi hanya tiga menit antarstasiun saat kereta memasuki Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas yang melintasi Ciliwung, Cikoko, Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, dan stasiun akhir di Dukuh Atas.
"Target penumpang untuk tahun pertama itu 137 ribu orang setiap hari," kata Didiek.
Adblock test (Why?)
Menjajal LRT Jabodebek Jelang Diresmikan
Sumber Eknomi