Pages

Sunday, March 3, 2019

AHY dan Peluru Terakhir Partai Demokrat di Pemilu 2019 - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY punya tugas berat pada saat-saat terakhir menjelang Pemilihan Umum Legislatif pada 17 April 2019. AHY dibebani tugas memenangkan Partai Demokrat di Pemilu 2019.

Baca juga: AHY Tunjuk Soekarwo dan Nachrowi Ramli untuk Pemenangan Demokrat

Kondisi ini terjadi setelah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY harus menemani istrinya Ani Yudhoyono yang tengah dirawat di National University Hospital, Singapura.

"Secara nasional Komandan Kogasma Saudara Agus Harimurti Yudhoyono bertanggung jawab dan bertugas melaksanakan kampanye pemenangan pemilu 2019," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Februari 2019.

Sehari setelah pengumuman itu, AHY membacakan pidato politiknya.Dalam pidato politik bertajuk "Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia Mendatang" Jumat malam lalu, AHY mengatakan Pemilu serentak hanya menguntungkan partai-partai utama pengusung calon presiden.

“Hanya partai pengusung utama capres yang paling berpotensi mendapatkan efek elektoral terbesar,” kata AHY di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat malam, 1 Maret 2019.

Kegundahan Partai Demokrat soal efek ekor jas ini sudah diungkapkan sejak lama. Apalagi setelah Demokrat tak menempatkan kadernya sebagai calon presiden atau wakil presiden.

Baca juga: AHY Instruksikan Caleg Demokrat Berkampanye ke Warung Kopi

Partai Demokrat diketahui sebagai salah satu partai pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga Uno. Namun mereka membebaskan kader di bawahnya untuk memilih calon presidennya. Walhasil, beberapa kader Partai Demokrat memilih berbeda dari keputusan partai yaitu memilih Jokowi - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Para elite partai berlambang bintang mercy ini memang beberapa kali menyampaikan, Demokrat akan mengedepankan kepentingan pemilihan legislatif ketimbang pemilihan presiden 2019.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono setidaknya dua kali mengungkapkan hal ini. Pertama saat pidato di acara pembekalan para calon legislator Demokrat 10 November lalu, berikutnya melalui akun Twitter pribadinya.

"Saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya," tulis SBY di akun @SBYudhoyono, Kamis, 15 November lalu.

Partai Demokrat sebelumnya menargetkan 15 persen suara di pemilihan legislatif 2019. Tapi, hasil sigi Charta Politika 22 Desember 2018-2 Januari 2019 menunjukkan Demokrat hanya meraih 4,5 persen suara. Survei Lingkaran Survei Indonesia di bulan Januari menunjukkan hasil yang persis sama. Hanya menurut sigi Roda Tiga Konsultan raihan suara Demokrat lebih tinggi, yakni 7,2 persen berdasarkan survei 28 Januari-15 Februari lalu.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengklaim elektabilitas partainya kini sudah berada di angka 9,8 persen. Target dipatok setidaknya lebih tinggi dari hasil pileg 2014 sebesar 10,1 persen. "Angka 15 itu kami harap bisa kami capai," ujarnya saat ditemui Tempo Kamis pekan lalu.

Dua hari berselang, yakni Sabtu, 2 Maret 2019, AHY mengumumkan revisi target perolehan suara pileg. Penyesuaian dilakukan setelah mencermati hasil sigi dan kondisi pemilu serentak. Target teranyar Demokrat setidaknya bisa menyamai perolehan suara di pileg lalu, tak lagi memaksakan mendapat 15 persen.

"Paling tidak kami meraih double digit, kalau lebih tinggi tentu lebih baik," ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat.

Agus Harimurti Yudhoyono. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Ikhtiar pemenangan pemilu legislatif 2019 Demokrat kini sepenuhnya berada di bawah kendali AHY. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan sebenarnya tak ada perbedaan tugas AHY kini dengan fungsinya sebagai Komandan Kogasma.

Sebab, badan ad hoc itu pun sebelumnya dibentuk untuk pemenangan Demokrat di pileg 2019. Hanya saja, kata Rachland, otoritas AHY kini menjadi lebih besar. "Bedanya SBY sekarang benar-benar ada di latar belakang," kata Rachland kepada Tempo di bilangan Jakarta Pusat, Jumat malam, 1 Maret 2019.

SBY juga menugasi mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Nachrowi Ramli untuk membantu Agus. Mereka bertanggung jawab untuk dua wilayah, yakni Indonesia bagian timur dan barat.

Menurut Hinca, mereka telah memetakan daerah-daerah yang belum aman. Salah satunya Jawa Timur. Hinca berujar, Soekarwo menyampaikan mereka masih harus bekerja keras di daerah Tapal Kuda yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Suara partai di Madura juga diakui masih belum aman.

Demokrat memberi keleluasaan kepada Soekarwo menentukan pendekatan untuk mendongkrak suara di Jawa Timur. Partai menganggap mantan gubernur Jawa Timur dua periode itu memiliki pengaruh dan basis massa di akar rumput. "Dialah yang paling tahu caranya," kata Hinca.

Let's block ads! (Why?)

https://pemilu.tempo.co/read/1181567/ahy-dan-peluru-terakhir-partai-demokrat-di-pemilu-2019https://desimpul.blogspot.com/2019/03/ahy-dan-peluru-terakhir-partai-demokrat.html

No comments:

Post a Comment